Kamis, 30 Agustus 2007

Pengantin Abadi


Manusia dilahirkan dengan cinta
Agama diturunkan dalam cinta
dan hidup jadi indah dengan cinta
Tapi cinta dengan cinta tidaklah sama
Ada cinta karena Allah
Ada cinta dalam panduan setan

Dan cinta akan selamat
Dalam panduan Zat Yang Punya Keselamatan
Jika sarang cinta adalah kalbu
Maka dekatkan kalbu kepada Allah
agar kalbu menjadi bersih
agar cinta menjadi murni

Sedangkan cinta antara laki-laki dan perempuan
adalah bagian dari perhiasan dunia
Kalau dirawat dengan iman dan taqwa
akan menjadi perhiasan akhirat

Dalam hati yang bertauhid
Suami bukan pujaan
dan istri bukan idaman
Dalam tauhid
Suami istri adalah teman berjamaah
dalam mengagungkan Allah
Suami adalah imam dan istri jadi makmum

Dalam keluarga yang mengagungkan Allah
Rumah akan dihiasi dengan keindahan shalat
Tempat tinggal akan diharumkan dengan aroma Al Quran
Suami mencarikan nafkah istri akan menjadi amal shaleh
Istri tersenyum kepada suami akan menjadi sedekah
Alangkah indah hati yang beriman
Cinta pun mekar dalam damai
Sehingga rumah menjadi cerminan surga
Dan kalau suatu saat terpaksa bertengkar
tidak membuat rumah tangga bubar
Bertengkar dalam cinta sejati
Bertengkar yang diselimuti iman dan taqwa
akan memperbaharui cinta itu sendiri

Suami istri
Dua butir embun
Yang bersatu dalam sekuntum mawar

Suami mengucurkan keringat kerja
Istri berdoa dalam hati yang berbunga
Langkah diayun bersama
menuju ridha Ilahi

Dua jiwa yang bersatu dalam taqwa
akan menjadi mempelai cinta
Cinta akan segar sampai tua
Bahkan ke surga pun
Di atas perkampungan
yang kerikilnya terdiri dari batu-batu permata
Dalam ridha Allah
akan tetap menjadi pengantin abadi

Puisi ini ditulis oleh D. Zawawi Imron

Sebuah Cinderamata Pernikahan..

Dear Frend..

Hari Minggu kemarin saya diajak ayahnya ke undangan pernikahan salah satu kerabatnya,
yakni Pak Sulthon Amin. Beliau adalah owner dari Lab klinik Pramita juga pendiri Sekolah Alam Insan Mulia di Surabaya.
Pesta walimahannya diadakan di Gedung Angkatan Laut (saya lupa namanya..red!) di kawasan Perak Surabaya,
kesan saya pertama kali seperti biasa.. pesta yang wah..mewah menurut ukuran kantong kami,
terlebih jika dibandingkan pada saat kami menikah dulu,
dengan modal yang cekak kami adakan syukuran walimah sederhana di rumah.
maaf..saya tidak bermaksud membanding-bandingkan setiap kondisi yang ada,
karena memang Allah telah mengatur semua rejeki hamba-Nya,
tinggal kita bisa mensyukurinya atau tidak!
semua adalah ujian dariNya...

Ada satu hal yang membuat saya mempunyai kesan yang dalam pada acara walimahan kali ini,
yakni pada souvenir yang diberikan untuk para undangan..
ya..cinderamata itu berupa sebuah buku berjudul
"Spiritualitas Pernikahan..Meraih kebahagiaan dengan Rahmat Ilahi"
yang ditulis oleh pak Sulthon sendiri..

Alhamdulillah..
begitu saya menerima cinderamata buku ini,
ekspresi pertama saya adalah surprise.., kagum.., memberikan sesuatu yang langka,
yang langsung dibuat oleh orang tua mempelai
di dalamnya memuat tentang nasehat pernikahan dari orang tua kepada anaknya.
sungguh tidak terpikir oleh sebagian banyak orang untuk melakukan hal ini,
untuk memberikan sebuah cinderamata yang mempunyai nilai nasehat yang amat dalam bagi yang membacanya juga nilai kenangan tentunya.
Tidak biasa seperti yang pernah saya ketahui dan alami mereka memberikan sebuah cinderamata yang lazim kita terima pada umumnya setelah menghadiri sebuah resepsi pernikahan.

Buku ini paling tidak telah mengingatkan kepada kita tentang ajaran Islam berkait bagaimana seharusnya kita membangun rumah tangga yang benar menurut tata aturan agama, sehingga terjemahan dalam surah Ar Rum : 21, tidak hanya menjadi syarat wajib cetak dalam selembar surat undangan resepsi pernikahan.
Tanpa makna...!

Karya Pak Sulthon ini telah pula membantu kita dalam membaca sebagian dari ayat-ayat Allah yang terbentang di cakrawala alam semesta dan yang terlihat pula dalam diri manusia sendiri.

Akhirnya kami hanya bisa mengucapkan ...
"Barakallahu laka wabaraka 'alayka wajama'a baynakuma fii khaiirin"

Selamat menempuh hidup baru pada kedua pasang mempelai, semoga Allah SWT senantiasa memberikan nikmat kesehatan, rejeki yang luas dan berkah, ilmu yang bermanfaat, dikaruniai keturunan yang sholeh dan sholehah, keluarga yang sakinah, mawaddah dan penuh kasih sayang, sehingga menjadi keluarga yang akan meneruskan dan memperjuangkan risalah Rasulullah SAW, amin.

Rabu, 22 Agustus 2007

Ketika Anak itu Berkata : "Aku Tak Punya Tuhan..."


Ucapan yang membuatku shock itu datang dari mulut seorang anak berumur 10 tahun.

Seorang anak perempuan yang manis berkebangsaan Scott, bermata biru dan berambut pirang.
Dia bahkan pernah tinggal di Balikpapan (kota tempatku dilahirkan & dibesarkan) selama kurang lebih 4 tahun,
dia juga suka menyapa kami dengan bahasa Indonesianya yang beraksen lucu.
Periang.., & selalu ingin mencoba segalanya.
Pendeknya, seorang anak yang sangat menikmati masa kanak-kanaknya dengan gembira.
Memang..10 tahun buatku masih anak-anak, remaja pun belum.
Tapi sungguh, ucapannya mampu membuatku sadar betapa dalam waktu sepuluh tahun,
segala yang diajarkan oleh orang tua pada anaknya,
ternyata telah mampu memberi pondasi yang sangat kuat dan dalam.
Aku tahu, memang orang tuanya adalah atheis.
YAng aku tidak tahu, ternyata bahwa gadis kecil itupun telah belajar hal itu dari mereka.
Usia 10 tahun, untuk anak-anak muslim itu adalah usia belajar berpuasa dan mengaji.
Namun rasanya, meskipun hal itu diajarkan setiap hari,
tak banyak dari anak-anak seumur ini yang benar-benar punya kesadaran tentang hakikat Allah.., tentang kehadiranNya yang ghaib.., siapakah Dia..,
ataupun mengapa semua hal bermuara kepadaNya.
Mereka sholat dan mengaji karena melihat kita melakukannya,
dan kita pun menyuruhnya untuk melakukan itu pula.
Kalaupun nahoroh.. barangkali anak seumur itu masih bermimpi tentang bapa natal dan berharap akan hadiah yang akan diterimanya jika tidak nakal.
Tapi gadis kecil yang satu ini dia sudah memutuskan untuk tidak percaya
bahwa Tuhan itu ada. Aku jadi termangu-mangu...
Tidak dia lihatkah segala warna bunga-bunga itu..?
Tidak disadarinyakah warna kulit dan rambut kami yang berbeda dengannya ini?
Tidak dirasakannyakah hujan..dingin..angin..dan salju di sini..,
rumput hijau yang bergoyang-goyang kala angin berhembus,
ataupun dedaunan yang menguning dan luruh di musim gugur?
Sungguh sayang...
Begitulah cerita yang aku dapatkan dari seorang kawan cyberku di internet.
Ya.. aku memang sangat senang berbagi cerita dengan teman-teman di dunia maya
tentang pengalaman hidup yang sedang kami rasakan.
Sejak kuliah hobbyku yang satu ini memang tidak pernah kutinggalkan,
karena dari sinilah aku mendapatkan teman sekaligus banyak pelajaran berharga
yang bisa kusari dan kuambil hikmahnya.
Tapi sebenarnya bukan ini yang sedang ingin aku ceritakan.
Dari cerita temanku,
akupun teringat tentang pengalaman masa kecil ibuku.
Entah karena kebodohan & kemiskinan pada era eyang kakungku
atau karena kebiasaan masyarakat pada masa itu.
Tapi kalau dipandang karena kebodohan dankemiskinan..
sampai saat ini pun juga tetap ada.
Semua anak-anaknya sejak kecil sudah bersekolah
di sekolah Kristen (Don Bosco-red) termasuk ibuku.
Padahal menurut cerita ibuku..eyang dan kakungku adalah seorang muslim,
tapi mengapa mereka cenderung menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah Kristen..?
apakah ketika itu tidak banya sekolah Islam ataupun umum..?
Ataukah memang karena sekolah Kristen jauh lebih murah dari sekolah umum atau Islam?
Begitu banyak pertanyaan di benakku.. ketika itu usiaku juga masih kecil.
Tak juga banyak jawaban yang memuaskan batinku.
Saat itu yang kutahu dampaknya memang benar-benar fatal..!
Ibu dan saudara-saudaranya secara otomatis sudah berpindah agama menjadi seorang Katolik.
Bahkan hingga kini saudara-saudara ibu tetap memegang teguh keyakinannya.
Alhamdulillah hanya beberapa tahun ibu sudah menjadi seorang muslim kembali.
Semua karena Allah masih memberikan hidayahNya pada ibu.
Aku tidak tahu apa jadinya kalau hidayah itu tidak datang padanya..
apakah aku juga akan menjadi seorang nashoroh?
Aku ingat sebuah cerita..
bagaimana dulu seorang guru di sekolah jaman Uni Sovyet
mengajarkan tentang atheisme pada murid-muridnya.
" Anak-anak..katanya, sekarang tutup mata kalian,
dan berdoalah pada Tuhan supayamemberi kalian pensil."
"Sekarang buka mata kalian.. adakah pensil di tangan kalian?"
Murid-murid pun menjawab tidak ada.
"Nah sekarang tutup mata kalian lagi dan berdoa pada bu guru supaya memberi kalian pensil."
Murid-murid pun melakukan apa yang disuruhnya
dan sang guru pun membagikan pensil ke tangan masing-masing anak.

"nah, sekarang buka mata kalian.. adakah pensil itu?"
anak-anak menjawab ada dengan gembira.
"Jadi sekarang kalian tahu bukan? bahwa Tuhan itu tidak ada..
buktinya Dia tidak bisa memberi apa yang kalian minta. Tapi bu guru bisa.."
Sungguh naif memang..,
menyatakan kenihilan Tuhan dengan ukuran kebendaan.
Tapi jika itu dilakukan setiap saat, seorang bayipun pasti akan jadi terlatih
untuk berpikir dengan cara seperti itu.
Namun sebaliknya hal itu bisa kita lakukan pula terhadap anak-anak kita.
Jika setiap saat kita katakan bahwa Tuhan itu ada,
mereka tidak akan pernah percaya bahwa Tuhan itutidak ada.
Pernah suatu ketika putra sulungku yang mulai pintar dan banyak bertanya,
melemparkan pertanyaan yang tidak pernah kusangka.
kami biasa berwisata ke toko buku jika hari libur atau kapan ada kesempatan.
(ayahnya sangat suka membaca banyak buku dan mewajibkan kami
untuk selalu membaca buku apa saja).
Saat itu kami datang pada salah satu toko buku Islam andalan kami
di kawasan Menur Pumpungan.
Ketika asyik melihat-lihat buku matanya tertumbuk pada salah satu judul buku
& membacanya.."Ka'bah Rumah Allah.."
dan sponton dia bertanya.."Bunda kalo' Ka'bah itu rumah Allah berarti Allah ada di dalamnya dan bisa dilihat disana ya? tempatnya jauh ya bun..?
kalau dekat kan kita bisa liburan ke Ka'bah bun..
soalnya aku ingin lihat Allah itu bentuknya seperti apa?"
Aku tercekat..
heran bercampur kagum mendengar pertanyaan seorang bocah berusia lima tahun kala itu..
"Ka'bah itu memang rumah Allah, tapi Allah hanya bisa kita lihat di Surga, sayang.
Di surga juga ada banyak mainan yang mas sukai.
Kita hanya bisa merasakan Allah itu dimana-mana dan selalu menyertai kita."
Aku berharap dia puas akan jawabanku,
tapi nyatanya tidak..! suatu ketika saat pulang sekolah dia kembali berkata padaku..
"Bun aku tahu Allah itu bentuknya seperti apa..,"
dengan penuh selidik aku bertanya padanya,
"memang mas tahu bentuknya seperti apa?"
"Coba mas tolong gambarkan seperti apa Allah itu.."
" Bun Allah itu kan ada di mana-mana, jadi bentuknya juga bermacam-macam..
berbentuk kotak, bulat.., juga seperti mainanku..pokoknya banyak"
begitu jawabannya yang polos itu.
Kali ini aku hanya tersenyum dan mengelus kepalanya juga tidak menyela jawabannya.
Aku hanya berpikir untuk sementara waktu biarlah dia puas mendapati wujud Tuhannya dengan imajinasinya.
Bukankah dulu nabi Ibrahim juga pernah mengalami perjalanan spiritual yang sama?
Aku hanya berharap dan berusaha agar bisa membuaka lebar-lebar mata dan kalbu anak-anakku, supaya mereka tahu bahwa Allah tak pernah jauh.
Dia hadir menelusup di relung hati mereka, mengasihi dan mencintai mereka
dan juga kaum papa..,
Dia ciptakan bunga-bunga, siang dan juga malam untuk mereka.
Dia ada anakku...
Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu mengemban amanah Allah.
Anak tak hanya berkah, namun juga ujian seumur hidup bagi kita.
Jika sedari awal sudah kita upayakan mendidik mereka..
pasti akan ada hasilnya.
Insya Allah...

Sabtu, 18 Agustus 2007

SEKOLAH DASAR,DASAR TENTANG APA?

Written by SD Integral LH.
Feb 27, 2007 at 08:38 PM

Jika anak-anak kita dorong untuk memperoleh nilai yang tinggi di setiap pelajaran, mungkin mereka akan menjadi bintang di kelasnya. Lantas apa yang kita lakukan agar mereka menjadi bintang dalam hidupnya ?

ImageKita bekerja keras agar bisa memberikan pendidikan yang terbaik dan memilihkan sekolah-sekolah unggulan untuk anak-anak kita . Tetapi, manakah yang lebih penting selain memasukan landasan hidup ke dalam jiwa mereka, sehingga mereka memiliki orientasi. Kemanapun mereka pergi, ridha Allah yang mereka niatkan dalam sanubari.

HAMKA, menjadi tokoh besar, karena didewasakan oleh masalah. Sukarno, menjadi pemimpin karena kekuatan idealismenya, sehingga bisa menghadapi masalah kebangsaan pada saat itu. Keberhasilan para orang tuapun untuk memberikan fasilitas hidup anaknya adalah hasil kerja keras menghadapi masalah. Lantas kekuatan apakah yang ditumbuhkan pada jiwa anak kita untuk bisa berhasil dalam hidupnya ?.

Kapan menanamkan landasan hidup, orientasi hidup, dan keterampilan hidup pada anak-anak kita ? Untuk itulah kita mewawancarai kepala SD Luqman al hakim, sehingga bisa melihat apa yang menjadi gagasannya mengelola sekolah dasar.

Sekolah memfokuskan pada tiga karakter, karakter keagamaan, pembelajar dan mandiri,mengapa?

ImageKita semua tahu bahwa, SD adalah sekolah dasar, Dasar itu tentang karakter dasar yang dibangun pada diri siswa selama 6 tahun. Karakter agama adalah bangunan falsafah hidup yang menjadi keyakinan dan nilai hidupnya, sedangkan karakter pembelajar adalah membangun karakter untuk siap menghadapi persoalan yang terus berkembang, sehingga selalu ’faith’, Sedangkan mandiri adalah mengelola dirinya dengan baik.

Bentuk kegiatan yang membentuk karakter dasar itu apa saja ?

Bentuk kegiatan kongkritnya seperti sholat, berdzikir dan berdo’a, membaca al Quran dan hadits, serta berakhlaq baik. Aktifitas tersebut adalah proses menumbuhkan keyakinan dan sekaligus merefleksikan keyakinan. Sedangkan karakter pembelajar dibentuk dari proses belajar. Belajar adalah untuk hidup, untuk bisa menghadapi persoalan hidup. Hal ini sejalan dengan semangat pemerintah yang mulai memperhatikan proses belajar yang berorientasi pada kompetensi, bukan pada penguasaan materi, baik melalui KBK ataupun KTSP-nya. Sedangkan karakter mandiri berhubungan demam tingkat perkembangan anak SD. Kemampuan menyelesaikan persoalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya adalah bentuk kemandirian.

6 tahun adalah waktu yang cukup lama, dan perkembangan anak-anakpun telah berubah pesat, bagaimana mensiasati pembentukan karakter tersebut ?

Betul sekali, usia SD adalah usia yang pertumbuhannya sangat cepat. Kita membaginya menjadi tiga slot waktu, yaitu kelas 1 dan 2, kelas 3 dan 4, serta kelas 5 dan 6. Perbedaan slot waktu tersebut berdasarkan indikator yang dikembangkan sehingga lebih mudah dalam pengelolaan .

Kelas 1 dan 2 adalah masa transisi dari TK, fase imitasi, asosiasi. Kegiatan di sekolah lebih menumbuhkan pembiasaan ibadah dan akhlaq baik, mengembangkan rasa ingin tahu (spirit belajar) dan keterampilan belajar. Hal penting bagi guru dan para orang tua adalah memberikan informasi yang menarik, menantang, dan beragam. Sehingga tumbuh dorongan rasa ingin tahu, motivasi untuk bisa calistung (membaca, menulis, berhitung) dan bercerita.

Kelas 3 dan 4 adalah fase orientasi, artinya tahu maksud dan tujuan serta mampu melakukan sendiri. Seperti kegiatan ibadah, tahu profil diri yang berakhlaq baik dan berakhlaq tidak baik, tahu tugas belajar, cara belajar, dan tahu bagaimana melakukan aktifitas sebagai tanggung jawabnya.

Kelas 5 dan 6 adalah fase pertumbuhan menuju kematangan karakter dasar. Perkembangan karakter ini pun berbeda antara laki-laki dan wanita. Anak wanita lebih cepat tumbuh dan berkembang dari pada laki-laki, dan memerlukan perlakuan yang berbeda.


Bisa dijelaskan lebih lanjut perbedaan siswa wanita dan laki-laki ?

Image Secara anatomis perkembangan otak anak wanita berbeda dengan anak laki-laki. Kortek yang berhubungan dengan kemampuan berfikir, pada anak wanita lebih cepat berkembang, sehingga lebih cepat berfikir. Jembatan otak kanan dan kiri lebih berkembang, sehingga lebih mudah memahami konsep. Lobus temporalnya lebih berkembang, sehingga lebih memiliki daya tahan dan konsentrasi. Sehingga secara umum tampak lebih bisa mengikuti pelajaran. Hal lain adalah secara hormonal juga melahirkan sifat yang berbeda. Laki-laki dengan hormon testoteronnya menyebabkan ia lebih agresif, ingin cepat selesai. Perbedaan itu tentunya harus diperlakukan secara berbeda pula supaya hasilnya optimal sesuai dengan tingkat perkembangan.


Setiap anak itu unik, lantas bagaimana hubungannya dengan pembentukan karakter dasar ?

Kerangka karakter dasar yang kita kembangkan adalah acuan umum yang harus dipahami oleh seluruh komponen yang terlibat di SD, khususnya para guru, dan orang tua. Seperti pembagian menjadi tiga fase dengan indikator karakter yang terbangun. Hal itu merupakan acuan untuk melakuan upaya pembelajaran dan pendidikan bagi siswa. Sedangkan teknis pengelolaan pembelajaran sangat terkait dengan komponen-komponen yang terlibat didalamnya terutama siswa sebagai pembelajar, dan kurikulum sebagai acuan pembelajaran. Karena setiap siswa itu unik, (berbeda satu sama lain), maka pembelajaran yang sesuai adalah mengembangkan kompetensi, bukan menstandarisasi dengan penguasaan materi pelajaran. Kreatifitas metodologi dan penggunaan bahan serta bentuk pengelolaan belajarlah yang diharapkan dapat meningkkatkan kompentensi secara maksimal.

ImageLalu hubungan antara keunikan siswa dengan karakter, lebih mengacu pada sikap dasar mental yang melandasi pengembangan kompetensi . Artinya Pengembangan kompetensi setiap anak harus dilandasi oleh berkembangnya karakter keagamaan, karakter pembelajar dan karakter kemandiriannya, nah tingkat kompetensi seperti inilah yang berbeda-beda tentunya.


Apa hubungannya antara sebutan sekolah integral dengan pengembangan karakter dasar ?

Pengembangan karakter dasar merupakan pengejewantahan konsep sekolah integral, atau sekolah berbasis tauhid. Sekolah integral adalah nama lain dari sekolah berbasis tauhid, sekolah yang menanamkan aqidah ke-Esa-an Allah SWT. Adan 4 poin penting disini :

  1. Aqidah adalah keyaqinan hidup, cara pandang hidup, dan nilai kehidupan Sehingga Aqidah itulah yang mengorientasikan seluruh aktifitas hidup Indikator yang paling nyata dari aqidah adalah ibadah.
  2. Ibadah adalah pengabdian totalitas diri kepada Allah SWT yang menghidupkan, yang mengajarkan cara hidup.karenanya ibadah akan melahirkan Kekuatan Mental Spiritual yang tampak dalam sikap, ucap dan tindakan, disebut akhlaq.
  3. Akhlaq merupakan landasan keterampilan hidup (life skill) dan pengembangan diri dengan penguasaan ilmu yang bermafaat.
  4. Penguasaan ilmu dan teknologi yang bermanfaat berarti setiap diri menjadi solusi sebagai indentitas manusia bertanggung jawab.

Jadi, sekolah berbasis tauhid itu adalah upaya mengembangkan karakter dasar secara utuh dan menyeluruh.

Kamis, 16 Agustus 2007

Sebuah ruang untuk berkarya




sebuah ruang untuk ber-tafakkur

hal-hal kecil

datang dengan titipan makna

dari Mu

yang bergegas mendekat seribu langkah

saat aku melangkah

satu satu

kearah-Mu

Hadiah kehidupan

Siapa yang bilang kawin itu enak? Ribet lagi.. begitu dulu kata salah satu sahabatku.
Sini, aku kasih tahu, ya!! Satu. Camkan. Persiapan pernikahan adalah mimpi buruk.
Dari soal undangan, seragam, katering dan semua ritual yang bikin pusing.

Dan Hari-H, yang seharusnya jadi puncak kebahagiaan, jadi obat pelipur segala lelah yang telah dijalani, yang seharusnya adalah hari saat kamu jadi raja atau ratu... sebenarnya adalah puncak mimpi buruk itu. Nggak percaya?

Saya ganti bertanya, siapa bilang pacaran itu enak? apakah lebih enak daripada menikah? setiap hari hanya berdua..tanpa beban yang berat, tanpa perlu repot untuk mengurus suami, anak, memasak, dan menjadi gembrot karenanya?
tapi apa yang kita dapatkan setelahnya? Bukan pahala dari separuh agama.. tapi justru kesesatan & dosa yang terus..dan terus akan menghampiri kita.
Hmm.. saat itu aku hanya berpikir menikah adalah awal satu titik kehidupanku dimulai setelah kelahiranku

bagaimana menunjukkan pengabdianku pada-Nya atas kehidupan yang telah Dia berikan padaku...

Setelah memohon yang terbaik dan berdoa kepada Nya, akhirnya Allah Swt. menunjukkan jodoh untukku. Namanya Fajar Baskoro, baru bekerja sebagai dosen ITS jur. Informatika ketika itu. Sedangkan statusku sendiri masih kuliah di UII T. Industri. Tanggal 18 Maret 2000/12 dzulhijah 1421 H adalah tanggal akad dan sekaligus walimatul ‘ursy . Kejadian ini berlangsung disebuah tempat di desa Sonorejo kecamatan Grogol kabupaten Kediri. Benar-benar hari-hari yang berat bagiku setelahnya. Karena kami masih harus berjauhan. Aku masih harus tinggal di Yogyakarta untuk menyelesaikan skripsi untuk meraih gelar S1 juga kuliah bahasa Jepangku, sedang dia bekerja di Surabaya. Saat yang kualami juga ketika harus sidang TA bersamaan dengan kehamilanku enam bulan. Alhamdulillah semua kulalui dengan indah kalau kita iklas menjalaninya. Akhirnya pada tanggal 28 Desember 2000 putra kami yang pertama lahir dengan caesar dan diberi nama Afif Daffitra Baskoro (Daffa) ketika itu lebaran idul fitri hari kedua malamnya, jadi jatuh tanggal 03 syawal 1421 H.

Hari-hari berat tetap mengiringi kehidupan kami. Saat itu yang dibawa oleh suamiku ketika menikah adalah sebuah laptop sebagai modal dia bekerja. " inilah istri pertamaku.." sambil menunjukkan laptopnya, sedang aku dia bilang istri keduanya. Dasar orang komputer.. apakah semua orang komputer seperti dia? hehe..
kami benar-benar memulai kehidupan dari nol. ikut suami ngekos & ngontrak rumah sana-sini. pernah juga diusir oleh pemilik rumah karena sudah habis masanya sedang kondisi terjepit tidak ada uang di saat anak kedua akan lahir. Selepas itu pada tanggal 29 November 2003 lahir putri kami kedua juga dengan operasi caesar yang kemudian diberi nama Dareen Aesyha Baskoro (Darin).

Setelah anak kedua lahir aku baru benar-benar bisa ikut menetap di Surabaya, setelah sebelumnya hidup nomaden antara yogya, kediri, blitar, surabaya dan bandung. Dari sini kehidupan mulai tertata sedikit demi sedikit..
Sekarang Daffa dan Darin sedang menunggu kelahiran adiknya .. anak ke-3 kami.

Ayah dan Bunda... begitu mereka memanggil kami.

Hujan Bulan Juni..


Hujan Bulan Juni


Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan juni

Dihapusnya jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan

Diserap akar pohon bunga itu

Puisi karya SDD ini …

Sejak kuliah aku sudah sangat hapal,

Aku senang membaca karya-karyanya.

Sejak kecil aku memang sudah senang dengan puisi

dan banyak membaca untuk diriku juga orang lain

bahkan aku sempat memenangkan kejuaraan lomba membaca puisi

“ Hujan Bulan Juni ”

Kado terindah yang diberikan suamiku pada saat berulang tahun di bulan Juni,

Ia membelikanku CD “becoming dew..” berisikan lagu ttg sajak-sajak SDD

Dulu saat kuliah aku pernah mendapatkan kaset musikalisasi puisinya SDD

Tapi hilang..

Jadi ketika suamiku membelikan CD itu, aku sangat senang sekali