Senin, 19 November 2007

Kelahiranmu..


Aku ingat satu kala Aku pernah merasakan HIDUP. Merasakan pengap dan mati-matian menembus VAGINA hanya untuk melihat DUNIA. Setelah perjuangan yang memakan hampir seluruh energiku, Aku menghirup UDARA. Aku HIDUP.

Aku TUMBUH bersamanya, dalam naungan dan kecupan kasih sayangnya. Aku TERLELAP nyenyak dalam buaian nina bobonya. Aku TERTAWA pada tingkah-tingkah konyolnya yang senantiasa menghibur siangku yang panas. Aku BERMANJA-manja padanya dikala aku lapar dan haus ataupun mulai mengantuk. Aku HIDUP.

DIA mengajarkanku bagaimana BERBICARA, memanggil MAMA dan PAPA. Mengenal wajah-wajah asing dan ucapan-ucapan baru yang nantinya aku akan BERBAHASA melalui itu. Dia dengan sabar mengajarkanku MERANGKAK bahkan hingga aku mampu BERJALAN diatas kakiku sendiri. Dia membelaiku, meniupkan sihir-sihir baik penghilang rasa sakit lewat senyumnya dikala aku TERJATUH ditengah langkah-langkah kecilku. Aku HIDUP.

Aku ingat satu kala Aku melihat bulir kristal mengalir di sudut matanya. DIA memandangku dengan SEDIH, mengusap dahi dan pipiku dengan sangat LEMBUT. Dengan pandangannya yang LAYU, DIA senantiasa menemaniku di tiap-tiap MALAM menggigilku. Aku ingat kala itu, satu malam dimana DIA terlelap lelah di SISIKU, terpuruk dalam KESEDIHANNYA, sementara matanya sudah BENGKAK karena berhari-hari MENANGIS dan tidak tidur untuk menjagaiku. Aku melihat Aku sendiri dalam balut baju MUNGIL warna biru bergambar BERUANG di dada, ditemani begitu banyak BONEKA kesayanganku, dan kemudian Aku melayang-layang ke sampingnya, MEMELUK punggungnya begitu ERAT dengan tangan kecilku sampai AKU melebur bersama udara dingin ruangan PUTIH itu. Aku tidak mau melihatnya MENANGIS lagi, Aku tahu DIA akan lebih BAHAGIA tanpa Aku. Aku tak lagi HIDUP.

Bulir kristal itu kini mengalir di sudut MATAKU. Tangan kecilku tak mampu menghapus semua yang mengalir begitu deras. Aku merasakan SAKIT di dadaku. Rasa APA ini yang begitu SESAK? Aku tak bisa BERNAFAS. Aku...SENDIRIAN.

. . .



Aku ingat satu kala, saat semua RASA menjadi RATA, saat bulir kristal mulai MEMBEKU di sudut MATA. Saat tak BERNAFAS menjadi BIASA, saat SAKIT di dada MEMUDAR karna telah melebur begitu DALAM. Satu cahaya datang.

Silaumu tak seberapa dibanding SURYA, namun HANGAT membuaiku dalam pelukmu.

DUNIA seolah di-rewind dengan sangat CEPAT. Aku berpusar-pusar pada INTINYA, tenggelam dalam cairan KETUBAN, menendang-nendang di bulan ke-SEMBILAN, kembali merasakan pengap dalam PERJUANGAN menembus VAGINA. Aku HIDUP lagi.

Aku TUMBUH bersamamu, dalam naungan dan kecupan kasih sayangmu. Aku TERLELAP nyenyak dalam buaian nina bobomu. Aku TERTAWA pada tingkah-tingkah konyolmu yang senantiasa menghibur siangku yang panas. Aku BERMANJA-manja padamu dikala aku lapar dan haus ataupun mulai mengantuk. Aku HIDUP.

KAU mengajarkanku bagaimana BERBICARA, memanggil NAMA. Mengenal wajah-wajah asing dan ucapan-ucapan baru yang nantinya aku akan BERBAHASA melalui itu. KAU dengan sabar mengajarkanku MERANGKAK bahkan hingga aku mampu BERJALAN diatas kaki kecilku. KAU membelaiku, meniupkan sihir-sihir ajaib penghilang rasa sakit lewat senyummu dikala aku TERJATUH ditengah langkah-langkah kecilku. Lagi-lagi Aku HIDUP.

Aku ingat satu kala, suhu tubuhku MENINGKAT cepat dikala aku berumur SATU. KAU menggendongku sembari berlari diatas KAKI kurusmu. Mempertemukan Aku dengan EMPU yang berambut di DAGU. Jemarinya yang besar menekan-nekan dadaku. Benda bulat dingin itu ditempelkannya di JANTUNGKU. Dan sang EMPU menggeleng-geleng.

Aku ingat kala itu, malam seusai KAU pertemukanku dengan sang EMPU, Aku tertidur PULAS dengan SUHU tak tentu. Dalam ruangan PUTIH yang pernah KUTINGGALI. Dengan BONEKA kesayanganku MENEMANI. Dan di sela LELAPKU kulihat bulir ITU di sudut matamu, bulir yang SAMA yang pernah membuatku MELEPASKAN hidup. Namun belum usai bulir itu menempuh ujung DAGU, ia terhentikan oleh PUNGGUNG tanganmu. Aku MEMBISU kala Kau KECUP keningku dan BELAI rambutku sembari TERSENYUM,

"JANGAN menyerah ya SAYANG...kita BERJUANG sama-sama..."
YA, Aku akan BERJUANG untuk HIDUP bersamamu.

Sekarang.. AKU kembali ditemani oleh bayangan masa laluku

DIA bayi kecilku..yang sekarang sedang TERTIDUR pulas di dalam TEMPAT TIDURnya yang kecil dan panas..tapi tidak sepanas sang SURYA. Tergolek lemah tak berdaya.. SENYUMmu sesekali tersungging . Untuk menghibur segala ASA yang sedang kurasakan..
Dan aku pun TERSENYUM ..karenamu Kau HIDUP


KAU lebih mungil dari anak seusiamu..
Tapi KAU sudah MANDIRI seperti orang DEWASA..
BERJUANG demi HIDUPMU atas JIWA yang ditopang oleh TUBUH yang ringkih
ENGKAU keluar lebih DINI dari apa yang Kami bayangkan..
DIA telah berulang kali memeriksamu.. SINAR itu sudah mulai meredup
Segera memberontak seolah ingin menerjang menembus rasa SAKIT itu..
Segala PELUH yang aku rasakan.. hanya gumaman DOA terus berujar dari bibir ini
Sang PEMILIK berkehendak .. dan kau pun HIDUP

(Untuk putri kecilku yang lahir prematur dengan berat 1,7 kg dan panjang 47 cm..

untuk putri kecilku yang lahir prematur karena kasus placenta previa yang dialami oleh bundamu..

untuk putri kecilku yang lahir prematur karena pendarahan yang tak kunjung berhenti..

semoga kau lebih mandiri seperti hari-hari sebelumnya, jauh dari apa yang kami bayangkan)

Tidak ada komentar: